Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), magang berarti calon pegawai (yang belum diangkat secara tetap
serta belum menerima gaji atau upah karena dianggap masih dalam taraf belajar. Biasanya,
magang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir maupun siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Bagi mahasiswa rumpun sains, magang bukanlah sesuatu yang asing
lagi. Hal ini dikarenakan adanya matakuliah kerja praktik (KP) di kebanyakan jurusan
rumpun sains.
Di Indonesia, magang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
khususnya pasal 21-30. Lebih spesifik lagi, magang diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.22/Men/IX/2009 tentang
Penyelenggaraan Permagangan di Dalam Negeri. Dalam Peraturan Menteri tersebut,
Pemagangan diartikan sebagai bagian
dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara
pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah
bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam
proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai
keterampilan atau keahlian tertentu.
Program magang tak hanya terbatas di Dalam Negeri.
Mahasiswa tingkat akhir pun dapat mengikuti program magang di Luar Negeri. Hal
ini telah diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi KEP. 226/MEN/2003
tentang tata cara perizinan penyelenggaraan program pemagangan di luar wilayah Indonesia.
Salah satu lembaga yang
menyelenggarakan program magang ialah PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia. “Start
earlier towards a lifetime of opportunities by joining our prestigious
full-time internship program in PwC’s Assurance / Tax Line of Services,” itulah yang tertera pada
website PwC Indonesia saat dibukanya
menu Internship Program.
Letsa
Soraya, mahasiswi jurusan Akuntansi angkatan 2009 Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro (FEB Undip), merupakan salah satu peserta magang di PwC
Indonesia periode Januari – April 2013. Letsa bergabung pada internship program di PwC Indonesia
setelah mengikuti ajang Accounting Competition (Action) bersama tiga kawannya,
yaitu Prima Gladia, Ignatius Putu, dan Liste. “Jadi, dulu aku kan ikut lomba Action yang diadain PwC, semua peserta Action dapat opportunity buat internship di PwC,” tutur Letsa.
Kesempatan
untuk bergabung dengan salah satu kantor akuntan publik terbesar dunia ini pun
tak terbatas hanya untuk peserta Action. PwC Indonesia membuka kesempatan full-time internship (selama 3 bulan)
untuk mahasiswa strata satu (S1) tingkat akhir dari jurusan Akuntansi, Finance, Perpajakan, Ilmu Ekonomi,
Manajemen, juga tidak menutup kemungkinan dari jurusan lain. Seperti yang
diungkapkan Letsa, “biasanya jurusan IT, Psikologi juga bisa.” Program ini
biasanya dibuka saat peak seasons,
seperti Januari – April.
Ketika
magang di PwC Indonesia, posisi yang ditempati adalah VE (sebutan anak magang -red), “Kalau posisi jelas VE,” tukas
mahasiswi pemilik IPK 3,94 ini. Jam kerjanya pun sama seperti pegawai, yaitu
mulai pukul 08:00 hingga 17:00. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan untuk
lembur.
Peserta
magang pun diberi hak untuk mengambil cuti menurut kebutuhannya. “Pokoknya
kalau cuti ntar nggak dapet gaji,” ungkap
Letsa. Terlepas dari hal tersebut, Letsa mengaku senang dapat mengikuti program
magang di PwC Indonesia. “Sukanya, dapet
banyak ilmu, senior friendly.
Dukanya, capek,” katanya. Namun
demikian, Letsa memiliki keinginan untuk bergabung dengan PwC Indonesia sebagai
pegawai, bukan lagi sebagai peserta magang. Ia pun berharap setelah mengikuti
program ini akan mendapat banyak ilmu, teman, juga relasi, “dapet banyak ilmu, dapet banyak teman, dan relasi, learn more and
get new friends,” imbuhnya.
(hya)
Oleh: Nurul Qolbi
Oleh: Nurul Qolbi
Post a Comment