Undip (20/04) – Seribu pemuda hadiri BRAVE Seminar “When Leadership Meets Exchange” yang
diselenggarakan oleh AIESEC Local Committee Universitas Diponegoro pada Sabtu
(20/04). Bertempat di Gedung Prof. Sudharto, S.H., seminar tersebut mengambil konsep penerbangan lengkap dengan pilot dan pramugarinya. Acara yang berlangsung dari
pukul 09:00 hingga 16:00 wib tersebut dimulai dengan penjelasan
instruksi-instruksi penerbangan oleh seorang pramugari.
Sebelum memasuki acara inti (seminar –red), peserta terlebih dahulu dikenalkan dengan para ambassador
untuk 11 negara. Kesebelas negara tersebut adalah Thailand, India, Poland,
China, Slovakia, Ceko, Taiwan, Rusia, Romania, Hungaria, dan Itali. Setelah itu, para
pilot dan pramugari akan membawa seluruh peserta untuk country visit juga international
room. Pada sesi country visit,
para ambassador menceritakan pengalamannya saat go exchange. Sedangkan pada sesi international room, Veronica (Rusia) dan Myrek (Ceko) menceritakan
mengenai negara asalnya.
Pada seminar ini, Muhamad Iman Usman (presiden dan co-founder Indonesia Future Leader),
Erditya Arfah (penulis buku “Merah Putih di Benua Biru”), dan Gilang Wahyu
Prawirasani (presiden AIESEC LC Undip 2012/2013) hadir sebagai pembicara panel
1. Dimoderatori oleh Destari Puspa Pertiwi, panel 1 berkonsep diskusi.
Ketiganya menceritakan pengalaman pun rintangan sebelum benar-benar bisa go exchange, misalnya, izin orang tua. Seperti
diungkapkan Erditya, untuk mendapat izin dari orang tuanya, ia menjelaskan
tentang apa saja yang didapat ketika pergi ke luar negeri.
Diakui Erditya, go exchange membuatnya menjadi lebih survive. Lain halnya dengan Gilang, go
exchange membuatnya lebih menghargai perbedaan. Sedang menurut Iman, go exchange memberi dampak sepulangnya
ke Indonesia, sepeti menjadi lebih disiplin.
kiri-kanan: Gilang, Iman, Erditya, dan Destari (dok. Edents) |
Setelah panel 1 selesai, Vinta Fatmawati, organizing committee president BRAVE Seminar menyerahkan kenang-kenang untuk ketiga pembicara pada panel 1. Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan Beben and Friends.
Masih dimoderatori Destari Puspa Pertiwi, panel 2
menghadirkan Imam Subchan (kepala sekolah Akademi Berbagi Solo) sebagai
pembicara. Imam menyampaikan materi mengenai becoming a leader. "Leadership tidak bisa didapat dari membaca
buku," tukas Imam.
“Tujuan dari BRAVE Seminar ini adalah mengajak anak-anak
muda, khususnya Jawa Tengah buat mereka exchange,”
tutur Gilang saat ditemui Edents disela-sela acara. Lebih lanjut ia menambahkan
bahwa exchange program milik AIESEC
ini berbeda dengan program-program pertukaran lainnya. Ketika menjadi mahasiswa
pertukaran, mereka akan memimpin suatu proyek sosial di negara tujuan. Sepulangnya ke Indonesia diharapkan mereka
akan menjadi pemimpin yang memiliki global
mindset pun social responsibility.
Milka Noviananda Hardy, mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang juga
hadir dalam BRAVE Seminar mengungkapkan keinginannya untuk bisa pergi exchange. “Harapanku sih, ya punya keberanian ya buat exchange, kan udah ngerti caranya buat exchange, jadi mau apply,” tuturnya. (hya)
Reporter: Nurul,
Hannum
Post a Comment