Acara yang
diselenggarakan selama dua hari ini (18-19 Mei 2013) mengemban misi bagaimana
mengintegrasikan pemuda seluruh Indonesia yang memiliki satu tujuan: Indonesia
yang lebih baik. Sebelumnya mengundang main
participant dari Sabang hingga Merauke datang ke Semarang, panitia telah
melakukan seleksi dari 560 pendaftar.
Pendaftaran main participant
berlangsung dari 1 April hingga 6 Mei 2013.
Pada konferensi kali ini, panitia mengangkat enam isu di Indonesia, diantaranya art
and culture, education, environment, business develpoment, health
care, dan human right. Sebelum
masuk ke sesi diskusi (room summit
dan grand summit –red), pada Sabtu
(18/5) main participant diajak untuk
mengunjungi tempat-tempat inspiratif sesuai dengan isu yang telah dipilih. Room
Environment, misalnya, mereka bersama Biota Foundation, sebuah Yayasan Pelestarian
Mangrove, menanam 1000 mangrove di wilayah pesisir Mangkang, Semarang.
Pementasan budaya Jawa pun menjadi suguhan menarik bagi main participant di room art
and culture. Mereka mengunjungi tempat pelestarian budaya Jawa tertua
sembari berdialog dengan para pelestarinya di Sanggar dan Cagar Budaya
Sobokarti.
Setelah mengunjungi tempat inspirasi, main participant diajak berkeliling kota lama sambil belajar
bersama komuintas Lopen Semarang, sebuah komunitas pecinta budaya dan sejarah
Semarang. Malam harinya, diadakan Networking Night di Amartapura Grand
Ballroom, Grand Candi Hotel. Pada acara ini, peserta disuguhkan pementasan seni
budaya oleh mereka yang tergabung dalam Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo).
Selain itu, ada pula pengenalan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia dan
ditutup dengan penampilan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Diponegoro (PSM
Undip).
Peserta Grand Summit FLS 2013 (dok. Panitia) |
Masih bertempat di Grand Candi Hotel, pada hari kedua (19/5), peserta di masing-masing room bertemu dengan para pembicara yang telah melakukan aksi nyata di bidangnya. Dokter Anak Agung Dwi Wulantari (Team Leader Pencerah Nusantara Lindu KUKP-RI MDGs) dan Dokter Muhammad Nurhadi Rahman (salah satu initiator @SelamatkanIbu movement) misalnya, hadir sebagai pembicara di Room Health Care. Main participant di room health care juga diajak untuk focus group discussion (FGD), mencipta program-program dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sedangkan di room environment, main participant diajak untuk Mandala Diri, menggambar untuk melakukan pemetaan karakter diri. Tak hanya itu, ada pula Youth Fair, sebuah expo komunitas gerakan kepemudaan.
Puncak dari FLS 2013 ialah Grand Summit dengan menghadirkan
Ainun Chomsun (founder AkademiBerbagi). Dimoderatori oleh Dini Hajarrahmah (founder FLS), Ainun menceritakan bagaimana akademi yang awal
mulanya dari sosial media twitter tersebut. Menurutnya, Akademi Berbagi
merupakan tempat belajar, “Kami tempat belajar, dimana kita mengkoneksikan
orang untuk memperoleh banyak kesempatan.” Meski baru berusia tiga tahun, Akademi
Berbagi kini telah hadir di 38 kota di Indonesia dengan 200 relawan, 150 guru,
dan lebih dari 1500 murid. Di akhir acara, main
participant diajak untuk berbagi lewat 140 karakter di twitter, “Saya siap
mengintegrasikan aksi pemuda untuk bangsa #FLSummit2013 #LetsIntegrate
@FLSummit”. Melalui FLS, main participant diharapkan dapat melakukan perubahan positif sesuai passion masing-masing dan saling berintegrasi dengan jaringan sesama pelaku perubahan.
Milka Noviananda Hardy, salah seorang participant di room environment asal Universitas Diponegoro mengungkapkan, "FLS keren, nggak nyangka panitia bisa bikin acara sehebat itu." Lebih lanjut ia menambahkan bahwa acara semacam FLS bermanfaat bagi siapa saja yang ingin melakukan perubahan. Pun menambah link yang tak hanya antar peserta namun juga dengan komunitas. (hya)
Milka Noviananda Hardy, salah seorang participant di room environment asal Universitas Diponegoro mengungkapkan, "FLS keren, nggak nyangka panitia bisa bikin acara sehebat itu." Lebih lanjut ia menambahkan bahwa acara semacam FLS bermanfaat bagi siapa saja yang ingin melakukan perubahan. Pun menambah link yang tak hanya antar peserta namun juga dengan komunitas. (hya)
Reporter: Nurul, Wenny
Post a Comment