FEB Undip (14/03) – Puncak
acara dies natalis Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB
Undip) ke 53 yang jatuh pada hari Kamis, 14 Maret 2013 disemarakkan dengan serangkaian
acara, antara lain: pidato dies, diskusi panel, deklarasi Asosiasi Dosen
Ekonomika dan Bisnis Indonesia (ADEBI) serta rapat Asosiasi Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Indonesia (AFEBI). Acaradiselenggarakan di Pertamina Hall Gedung
Dekanat Lantai 3.Acara dimulai pukul 09:00 wib dandibuka secara simbolis oleh
Mohamad Nasir, Dekan FEB Undip. Pidato dies disampaikan oleh Dwiwahju Sasongko
selaku sekretaris Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Acara
tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 dosen dari berbagai perguruan tinggi di
Indonesia.
Dalam
pidatonya, Dwiwahju mengangkat tema “Global
Trends in University Governance,” dia memaparkan bagaimana struktur, proses,
dan aktivitas dalam merencanakan orang-orang yang bekerja di institusi
pendidikan tertinggi. Dia juga mengungkapkan bahwa dengan bergesernya model
pemerintahan dari model lama menjadi model baru, model lama lebih mengontrol
keadaan negara. Akan tetapi, pada model baru lebih menekankan pada otonomi
negaranya. Selain itu, Dwiwahju menjabarkan empat model dari pengawasan otonomi,yaitu
state control, semi autonomous, semi
independent, dan independent (Fielden,
2008).
Dwiwahju
menjelaskan karakteristik dari 4 model universitas, yaitu kolegium, birokrasi,
kooperasi, dan perusahaan (McNay, 1995). Di akhir pidatonya, dia menyampaikan
bahwa pengelolaan universitas yang baik harus memiliki tiga sifat, yaitu
fleksibel, akuntabilitas, dan kecerdasan. “Apa yang kita pikirkan bukan berarti
cocok dengan mereka, karena kita tidak sama dengan mereka,” tambahnya. (hya)
Reporter: Ami, Asti
Post a Comment