Hari
ini, 68 tahun sudah Indonesia merdeka. Hal ini tak luput dari peran para
pahlawan yang rela berkorban demi tanah air. Kobaran semangat memerangi
penjajah yang membentengi keberanian mereka. Pemuda dikala itu tidaklah
seberuntung pemuda jaman sekarang. Sulitnya akses komunikasi, terbatasnya
gerakan dalam melakukan kegiatan, serta berada dalam ancaman penjajah menjadi
sesuatu yang harus mereka hadapi setiap harinya. Namun, kala itu pemuda dengan
gigihnya membela bangsa dan tanah air mereka bahkan rela berkorban nyawa.
Sebagai
pemuda yang hidup di jaman ini seharusnya kita bersyukur dan menghargai perjuangan
para pahlawan. Jangan menanyakan apa yang sudah negara berikan untuk kita
tetapi tanyalah dalam hati apa yang sudah kita berikan untuk negara ini. Melanjutkan
perjuangan, tidak dengan berperang tetapi dengan berkontribusi secara nyata terhadap
negara. Jangan kalah dengan semangat para pejuang karena kehidupan kita saat
ini jauh lebih baik.
Pemuda
di jaman sekarang lebih mementingkan gaya hidup daripada lingkungannya.
Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi tidak digunakan untuk hal-hal
yang lebih bermanfaat, namun hanya sebagai gaya hidup yang menjamur di kalangan
masyarakat. Bahkan, anak usia dini sudah mengerti hal semacam itu, contohnya gadget yang mereka gunakan untuk bermain
games. Lalu, apakah filosofi
kemerdekaan telah tertanam dalam jiwa mereka?
Merdeka
dalam arti bebas dari penjajah, tapi kenyataanya saat ini kita dijajah oleh
penjajah dalam bentuk globalisasi. Kemudahan mengakses informasi tidak digunakan sebagaimana mestinya dan tidak untuk hal-hal
yang bermanfaat. Selain itu, sifat konsumenarisme terhadap barang luar negeri juga semakin melekat dalam
jiwa masyarakat Indonesia.
Maknailah
arti kemerdekaan lebih dalam lagi. Jangan sebatas mengikuti ritual upacara
bendera setiap tanggal 17 Agustus. Susah payah para pahlawan memerdekakan negara
ini, sekarang saatnya bagi kita untuk melanjutkan perjuangan mereka. Mulai dari hal kecil misalnya,
membeli produk dalam negeri dan menerapkan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
Dibalik
kemeriahan perayaan kemerdekaan, apakah kita sudah benar-benar merdeka? Masih
ada beberapa daerah di Indonesia yang belum merdeka. Bukan dalam arti dijajah
melainkan beberapa daerah tersebut masih jauh dari kata layak, bahkan tertinggal.
Sebagai masyarakat kota dengan kemudahan akses informasi, pemuda generasi
penerus bangsa tidak boleh hanya duduk manis menikmati kemudahan tersebut.
Tetapi juga harus berpikir untuk masa depan bangsa ini, mau dibawa kemana? Peran
pemuda sangatlah diperlukan dalam menuntukan nasib negaranya beberapa tahun ke
depan.
Memaknai
kemerdekaan dapat dilakukan dengan berbagai hal. Namun, alangkah baiknya hal
tersebut bermanfaat dan tidak hanya untuk senang-senang saja. Menjadi
manusia produktif, inovatif, serta kreatif dibutuhkan untuk meneruskan
perjuangan para pahlawan. Karena ifat rela berkorban serta cinta tanah air kurang
tertanam dalam jiwa pemuda Indonesia kini.
Berbicara
itu mudah, tetapi melakukannya pasti jauh lebih sulit. Oleh karena itu, marilah
kita bersama-sama membangun bangsa untuk masa depan yang lebih baik.
Puspa Tyas Azizah
Magang 2012
Post a Comment