Semarang (15/12) – Komunitas sejarah dan
nilai budaya, Lopen Semarang, Oase, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Semarang mengadakan Semarang Heritage
Race pada
Minggu (15/12). “Memperkenalkan lebih jauh warisan budaya yang ada di kota
Semarang dan membuat anak muda menjadi lebih tahu soal hal-hal yang terlupakan
atau terlewatkan,” jelas Muhammad Yogi, ketua Lopen Semarang, saat ditanya
tujuan diselenggarakannya acara ini.
Semarang
Heritage Race diselenggarakan di
kawasan Kota Lama, Semarang. Acara ini diikuti berbagai komunitas, organisasi,
serta penggiat media sosial
di Semarang. Pada pukul 07.00 WIB para peserta melakukan registrasi, kemudian dilanjutkan
dengan pembagian kelompok dan briefingoleh
panitia.Selanjutnya panitia memberikan pembekalan untuk memulai perjalanan
menuju Kantor Pos Besar. Di Kantor Pos Besar para peserta mengirim surat yang
ditujukan kepada Walikota Semarang.
Setelah
mengirim surat, peserta ditantang untuk ‘berbelanja cepat dan cermat menawar’
di pasar Johar dan menunjukkan hasil belanjanya di checkpoint pertama yang berlokasi di Plasa Semarang.Tantangan
berikutnya adalah menjelajahi Kota Lama.
Usai
menjelajahi dan menelusuri lorong-lorong Kota Lama, peserta menuju ke checkpoint kedua di Taman Srigunting. Terakhir,
para peserta ditantang untuk bersih-bersih di kawasan PolderTawang dan melapor
ke checkpoint ketiga di Taman Garuda.
Selanjutnya, para peserta beristirahat dan menyantap hidangan makan siang yang
sudah disiapkan oleh panitia.
Acara
ini dilanjutkan dengan Awarding Night yang
diselenggarakan pukul 18.00 WIB di gedung Sobokartti. Awarding Night diisi dengan
talkshow sejarah Semarang khususnya Kota Lama. Talkshow
tersebut menghadirkan Singgih (Guru besar Sejarah
Undip) sebagai moderator, serta
Dewi Yuliati (staf pengajar FIB Undip) dan
Rukardi (ketua penggiat sejarah) sebagai narasumber.Selain itu, pengumuman pula
pemenang Semarang Heritage Race dan
ditutup dengan penampilan Jazzngisoringin dalam Jam Session.
(nq)
Post a Comment