Sumber: Internet |
Virus Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kian menyebar di kalangan mahasiswa akhir-akhir
ini.
Lomba adu krativitas
mahasiswa ini menjadi
buah bibir di hampir semua universitas di
Indonesia tak terkecuali di Undip. Undip
berusaha memacu dibuatnya proposal-proposal PKM baru dengan menerapkan program
“1000 Proposal PKM” 2
tahun belakangan.
Diterapkannya program 1000 proposal di Undip berdampak
pada peningkatan jumlah proposal PKM yang diusulkan. Memang,
mahasiswa mempunyai beragam motivasi dalam membuat
PKM. Ada yang sebatas memenuhi kewajiban beasiswa, untuk mencari uang,
diwajibkan oleh senior, serta ada yang benar-benar ingin berkarya untuk masyarakat.
Terlepas dari beragamnya motivasi menulis PKM tersebut, peningkatan jumlah PKM di Undip dari tahun ke tahun perlu disyukuri. Di masa
depan, seharusnya tidak hanya
gerakan 1000 proposal yang dapat
diterapkan,
tapi lebih jauh ada gerakan 500 proposal didanai UNDIP atau bahkan gerakan 3
emas PIMNAS Undip.
Walaupun terjadi peningkatan kuantitas usulan proposal
PKM, banyak pihak menilai Undip belum mempunyai spesialisasi bidang di PKM. Berbeda dengan IPB yang menjadi langganan juara
PKM-P (penelitian), UGM yang menjadi langganan juara PKM-M (pengabdian masyarakat), ITS identik dengan PKM-T (teknologi), atau UNIBRAW
dengan PKM-K (kewirausahaan). Saat ini Undip masih
terkesan bekerja keras untuk meningkatkan
kuantitas dan meningkatkan minat mahasiswanya untuk berkarya di ajang PKM. Namun begitu, kualitas dari PKM
Undip juga harus mulai dipikirkan agar Undip tidak hanya menjadi penggembira dalam ajang pekan ilmiah mahasiswa nasional (PIMNAS) nanti.
Yang lebih penting untuk dilakukan sekarang adalah bagaimana membuat ajang PKM ini
berdampak di tataran penerapan dan mempunyai follow up yang
jelas, dan bukan hanya dilakukan sampai tahap
penilaian namun tidak ada kelanjutannya. PKM-K harus benar-benar
dilanjutkan menjadi usaha setelah perlombaan ini berakhir, PKM-M terus
memberikan dampak kepada masyarakat, bahkan mungkin bisa diteruskan menjadi
desa comdev, PKM-P bisa
dilanjutkan menjadi tugas skripsi, dan seterusnya. Sehingga harapannya, ajang PKM benar-benar mempunyai manfaat yang
maksimal untuk masyarakat luas, bukan hanya sebatas lomba yang
berakhir ketika penilaian itu selesai.
Semoga semangat meneliti,
semangat berinovasi, dan semangat
berkarya terus tumbuh di kalangan mahasiswa Undip.
Untuk membuat nama Undip harum bukan
hanya di ajang PIMNAS, tapi juga harum di lingkungan masyarakat yang
mendapatkan manfaat dari karya mahasiswa Undip di ajang PKM, semoga.
Muhammad Khafidh, ST
Penulis adalah mahasiswa magister Teknik Mesin Fakultas Teknik Undip angkatan 2011
Artikel ini juga dimuat dalam Buletin LPM Edents Erlangga 17
Artikel ini juga dimuat dalam Buletin LPM Edents Erlangga 17
Post a Comment