Selamat datang di situs resmi LPM Edents FEB Undip

Esensi Kemerdekaan

Saturday, August 17, 20130 comments

Sumber: berdikarionline.com

Indonesia telah merdeka selama 68 tahun. Tak sedikit yang merayakannya dengan upacara bendera, memasang bendera di depan rumah, menyanyikan lagu Indonesia Raya atau dengan meriahnya perlombaan. Banyak pula yang merayakannya di dunia maya seperti mengganti display picture dan private message di Blackberry Messenger atau media lain dengan hal-hal yang berbau kemerdekaan, mengunggah foto bendera Indonesia atau hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Indonesia. Selain itu, terkadang cara rakyat Indonesia memeriahkan kemerdekaan cukup unik, misal dengan mengibarkan bendera di dalam laut dan di atas gunung.

Sangat halal jika rakyat Indonesia kini “mewujudkan” kemerdekaan dengan hal-hal seperti itu. Sebanyak apapun perwujudan kita dalam merayakan, memeriahkan, dan mensyukuri kemerdekaan mungkin tidak akan pernah sebanding dengan apa yang dilakukan rakyat Indonesia di jaman dahulu, jelas karena situasi yang berbeda. Tetapi perlu diingat, nasionalisme tidak hanya sebatas di media sosial dan perlombaan. Ada esensi lain dari merayakan kemerdekaan yang perlu diingat rakyat Indonesia, esensi yang mungkin akan terdengar sangat klise, tapi yang klise-lah yang sering tidak diwujudkan.

Kita harus mempelajari sejarah. Bung Karno disaat HUT Proklamasi tahun 1966 berpidato dengan tajuk “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah.” Bung Karno berkata, “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala daripada masa yang akan datang”. Presiden pertama Indonesia saja sudah berpesan seperti itu. Sungguh lucu apabila kita yang sudah berlabel bangsa Indonesia” dan turut merayakan kemerdekaan tidak tahu sejarah bangsa ini. Setidaknya sejarah bagaimana Indonesia merdeka. Karena ketika kita mengetahui sejarah, dengan mantap kita bisa meneruskan kemerdekaan bangsa ini.

Kita harus tahu hal-hal pokok tentang Indonesia. Bentuk negara? Pancasila sebagai ideologi negara? Semboyan negara? Lambang negara? Jumlah bulu pada lambang negara kita? Semoga rakyat Indonesia mayoritas masih mampu menjawabnya. Seharusnya mengetahui dan memahami hal-hal seperti itu tidak hilang selepas mengecap bangku sekolah. Karena status kebangsaan kita pun tidak hilang selepas dari sekolah.

Kita mengetahui, mengingat, dan melestarikan budaya. Indonesia terdiri dari kebudayaan dan suku yang sangat beragam. Tidak ada yang menuntut rakyat Indonesia untuk mengingat seluruh kebudayaan. Yang dapat kita lakukan untuk negara adalah dengan melestarikan budaya daerah atau suku kita. Siapa yang sama sekali tidak hafal dan tidak tahu lagu daerahnya? Acungkan jari! Sepertinya akan banyak jari-jari yang terlihat. Siapa yang malu budayanya lebih dipelajari oleh bangsa asing daripada bangsa sendiri? Banyak yang malu-malu mengakui malu.

Kita harus menghargai jasa para pahlawan. Terdengar begitu klise, tapi ini penting! Bung Karno berpesan saat berpidato di Hari Pahlawan 1961,”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”. Menghargai pahlawan tidak hanya sekedar menjadikan nama mereka sebagai nama jalan. Pahlawan adalah orang-orang yang telah memperjuangkan bangsa ini sampai kemerdekaan. Menghargai pahlawan adalah bagaimana kita meneruskan perjuangan para pahlawan untuk mencapai “kemerdekaan yang lain”. Apa itu? Mempertahankan negara ini dengan segala harta didalamnya. Menjadikan negara ini mandiri, tidak hutang di sana-sini, tidak impor dari sana-sini. Menjadikan negara ini maju bukan sekedar berkembang lagi.


Mia Rusliyanti Saputri
Magang 2012
Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2013. I Shunha-modif.web I LPM EDENTS - All Rights Reserved